HALORAMEDIA.COM – Menjelang akhir tahun, sejumlah industri daur ulang mencatat lonjakan permintaan produk. Kuatnya kesadaran akan keberlanjutan di kota-kota besar menjadi salah satu pendorong utama tren ini.
Faktor kenaikan harga minyak bumi turut membelit biaya produksi plastik baru. Hal ini membuat produk daur ulang jadi alternatif hemat dan lebih menarik bagi pelaku usaha dalam rantai pasokan.
Seiring meningkatnya permintaan dan kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan, sejumlah perusahaan daur ulang bersiap memperluas kapasitas produksinya di berbagai kota.
Pada kuartal terakhir, industri daur ulang plastik di Indonesia tercatat tumbuh sekitar 20 persen. Lonjakan ini terutama terjadi di kota-kota besar dengan permintaan tinggi.
Sekitar 1.300 usaha daur ulang beroperasi di tanah air, dengan kapasitas produksi mencapai 2,3 juta ton per tahun. Segmen ini memenuhi sekitar 16 % kebutuhan bahan baku plastik hilir nasional.
Beberapa perusahaan utama juga mencatat kenaikan penjualan produk daur ulang—seperti Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF)—didukung meningkatnya ekstraksi bahan baku dari kota-kota besar.
0 Komentar