HALORAMEDIA.COM – Pemerintah membentuk 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di seluruh Indonesia. Program ini diarahkan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial di wilayah perdesaan.
KDMP tidak hanya bertujuan menyediakan kebutuhan pokok, tetapi juga dikembangkan sebagai simpul strategis pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis komunitas lokal.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Perekonomian, Tatang Yuliono, menjelaskan peran baru koperasi sebagai ujung tombak distribusi.
“Berdasarkan instruksi Presiden, kebutuhan masyarakat dapat difasilitasi melalui KDMP. Koperasi ini kini menjadi ujung tombak distribusi pangan, bukan lagi sekadar lembaga simpan pinjam,” ujar Tatang, dikutip dari laman Indonesia, Kamis (07/08/2025).
Dalam skemanya, KDMP melibatkan BUMN seperti Bulog, Telkom, dan Himbara. Kehadiran mereka memperkuat ekosistem yang mencakup logistik, pembiayaan, hingga layanan publik desa.
Menurut Tatang, pola distribusi yang dibangun KDMP dirancang agar nilai tambah ekonomi tidak berhenti di tangan distributor besar atau tengkulak.
“Dengan begitu, margin yang selama ini dinikmati tengkulak atau distributor besar, bisa kembali ke rakyat,” jelasnya.
Proyeksi penyerapan tenaga kerja dari KDMP cukup besar, mencakup pengelola, pengurus, pengawas koperasi, hingga pekerja di toko, apotek, dan unit logistik.
Terkait rekrutmen, pemerintah menyampaikan bahwa prosesnya akan dilakukan di tingkat daerah dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
“Mekanisme perekrutannya akan dilakukan oleh para pemangku kepentingan di tingkat daerah, agar selaras dengan potensi lokal masing-masing wilayah,” ujar Tatang.
Dalam pengembangannya, KDMP juga akan dikonversi menjadi platform digital. Fungsinya untuk membuka akses pemasaran produk lokal melalui sistem perdagangan berbasis daring.
“Kita tengah merancang transformasi KDMP menjadi platform e-commerce, sebagaimana tren saat ini. Produk dalam negeri harus punya ruang lebih luas untuk dikenalkan ke seluruh penjuru tanah air,” kata Tatang.
0 Komentar